Kiranya keheningan menjulurkan bulu mata ke awang-awang pilunya.
awal dari akhir yang tak berkesudahan...
kiranya tlah lama dimulaikan waktu...
bising, iblis-iblis kerdil tak mau melerainya.
terlebih...
bahkan jangan pernah jatuhkan pandangmu pada waktu.
enggan wajahnya berpaling walau saat matahari mengikis hari.
"ini kisah tentang rumput musim semi
hijau pekat penuh candu ceria
matahari terkantuk-kantuk... terbakar semu dunianya
pohon cemara lagi tidak lebat,
padahal kukira ini desember...
jemari hujan harusnya menitih waktu
siang malam senantiasa bersaksi
satu..
dua...
tiga
empat...
lima...
enam...
tujuh.....
delapan..
sembilan..
sepuluh..
sebelas...
duabelas
tigabelas
empatbelas...
tak terhingga " kau hitung hingga tak terhingga adanya...
bergelap gulita bagai malam tak ber-rembulan.
jenuh ku angka-angka semu ku sebut...
terus hingga tak terhingga...
tinggal abu dan gusar.. menyampulkan sejuta kerinduan..
0 comments:
Posting Komentar