BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Sabtu, November 28

Duh, Adinda…

Secercah sinar di matanya 
Tak beda dengan mentari ketika fajar perlahan menyingsing.
Kulitnya teramat cerah, bagai langit yang tiada merindukan hadirnya hujan.
Ketika bibirnya ia lekukan, wajahnya tak segan berubah, 
berubah.. Semanis buah yang dikecap Hawa di taman Firdaus. 
Semerdu dawai-dawai harpa yang dipetikan Lucifer dahulu di nirwana,
Suara tiada jenuh-jenuhnya membuai daun telinga.

Alisnya.. tak tebal, tak tipis, bagai awan di langit kemarau.
Serasi dengan rambut ikalnya yang terlukis bagai jejak-jejak peluru hangat di udara.
Satu dua kali ia berlalu, harum semerbak menjadi buntutnya, seharum buah dudaim di malam perkawinan.

Jelita hatinya, terlukis dari lirih-lirih parasnya… Seperkasa ksatria nyalinya, 
Sehalus permaisiuri manjanya.
Sosok jelita itu perlahan,, perlahan menuai penatku…

Namun telah penuh terisi hatinya.
Tiada ruang tersisa.
Bagaikan kotak harta karun… isinya tiada kentara
Bahkan sudut hatinya tak kenal sedikitpun kekosongan.
Yah…
Kini berharap saja yang ku perbuat…
Hatinya dipenuhi kebahagian yang kekal abadi...

Rabu, November 18

Komet malam ini...

komet malam ini tak kan datang meski kamu tunggu. terlebih kamu pajang terus wajah murungmu itu.

Komet itu datang, dengan memberikan keindahan... namun tak hanyalah itu tujuannya...
bagaikan hatimu... Ia juga menulusuri jagat raya... mencari keindahan yang kekal.

jangan sekali-sekali kamu berharap..
komet akan membelah langit malammu dari timur ke barat daya.

pejamkan matamu satu kali saja. coba terka lubuk hatimu yang terdalam...
di dalam sanalah secercah keindahan senantiasa berdiam di dalam keagungannya.

lubuk hatimu yang benderang melambangkan kesucian murni kekal adanya.
adinda... jangan kau tunggu komet malam ini... tak kan tiba hadirnya meski kau tunggu...

karena komet itu... datang dengan memberikan keindahan... namun tak hanyalah itu tujuannya...
bagaikan hatimu... Ia juga menulusuri jagat raya... mencari keindahan yang kekal.

Senin, November 16

조용함... [dalam untaian kronologis]

dikepung hujan...

sendiri, dalam kelamnya raungan sepi.

"teruslah kamu menangis. aku akan berada di sebelahmu.
kalau kamu sudah rasakan hangatnya hatiku...

aku mohon berhentilah menangis..
tapi kalau belum, aku tak akan segan memberi setiap kasihku padamu."

dalam sunyi yang tengah waktu janjikan

"kamu akan kupeluk erat. hingga kau rasa, ada lilin yang menyala di dalamku.
sesekali kukecup keningmu. lalu kupandang wajahmu dalam-dalam. sembari ku genggam kedua belah pipimu yang terbelah air matamu.

lalu kamu kupeluk kembali. kupegang punukmu, mendorong kepalamu ke atas bahuku.
perlahan ku lepas pelukku, kutatap lagi wajahmu dalam. dalam...
bahkan kamu tak akan bisa mengerti... "

Dalam keheningan yang erat...

"kukatakan sejuta kali rangkaian kata -sungguh aku menyayangimu-
yang tlah kujanjikan padamu, bahwa rasa itu tak pernah pudar.
dan kamu pun tak hentinya menangis. Penuh haru dan kebimbangan. lalu kupeluk kembali untuk ketiga kalinya, tubuhmu itu.

dalam dekapku kubacakan syair-syair kesukaanmu. lagu-lagu kesukaanmu kudendangkan.
perlahan kamu berhenti menangis. dan kutatap wajahmu yang mungil.
ingin rasanya ku kecup bibirmu yang merah. bolehkah?"

kau anggukan kepalamu. sesaat kau penjamkan matamu.

"aku lakukan ini sangat perlahan. penuh kesabaran namun tak ragu. perlahan...
...

bibirku mulai menyentuh bibirmu. dingin sekali. kamu bagai habis makan ice cream. tapi untuk itulah aku telah hadir. memberi kehangatan padamu.
Rasa ciuman ini, kian lama terasa hangat kan? kamu terus pejamkan matamu. penuh kesabaran sembari perlahan tanganku memegang lekuk tubuhmu. dan bibir ku mulai lah menyentuh dagu hingga lehermu."

Lemah lembut sekali kau menyudahi kemesraan ini. pedih dan perih dan luka dan tangis dan bimbang habis sudah kukecup.

"kamu jangan bersedih lagi. aku akan ada di sampingmu. memegang erat tangan serta hatimu..."

Tenderly..

in this moment, can i bring you a lovely kiss?
even just for once, i'll promise to you it won't fade in your memories.

or..
i'll ask you something deeper than the ocean...

in this moment, can i still love you?
because your eyes give me no mercy.

in this moment, can i be the only one?
just once, i'll hold you closely
than i'll stroke your cheek... take you to the leap of faith.

Sabtu, November 14

...

yang kau butuhkan bukan petunjuk
juga bukan diriku...
tetapi waktu.

terkadang pun aku tiada mengerti

bahwa penyesalan datang bukan karena kesalahan
terlebih kegagalan.

Melainkan KEKTAKUTAN dalam diri seseorang

dan kesakitan ada bukan karena ditinggal
atau pengkhianatan
melainkan ada karena tak adanya pengertian mendalam
dalam sebuah kisah.

kematian bukan berarti kepergian
bukan juga ujung sebuah perjalanan hidup

kematian adalah akhiran semu dalam proses yang kita
tempuh. tak akan kembali, namun tak akan pernah usai
juga.