BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Selasa, Juni 8

Jadikan... jadikan...

Aku ingin bernyanyi deh... tapi suaraku tak cukup bagus, Malu sama bulan dan bintang di langit. Tapi aku pingin. Bosan, terus-terusan bernyanyi di hati. aku pingin mendendangkan puisi yang kubuat semalam-malaman. Lelah terkadang memikirkannya. Tak sadar sudah ber-uban rambut ini. Sampai lompat saat bercermin. tapi sesungguhnya bukan itu maksudku menulis kan ini. Suratan ini aku tulis bukan karena tidak ada yang meminta. Haha... iya, mungkin kamu tau, memang karena kamu yang meminta. Jadi maaf ya, kalau tulisannya belum bisa dimengerti.


Aku ingin kan kamu tahu ini. tentang mimpi yang tak hilang-hilangnya mengisi malamku yang redup tak terlara...
"Kalau suatu hari tumbuh pohon di tengah padang rumput, izinkan aku berteduh di sana. Bersandar hingga terlelap. Hingga saatnya tidurku terjaga karena kamu mengguncangnya dengan sandaran kepalamu di bahuku - yang kurang lebar- ini. Dan saat itu juga, aku mengantar mu ke mimpimu, mengelus tiap-tiap helai rambutmu perlahan, lembut dan manis. 'Tersenyum lah' kataku, 'aku merindukan lekuk pipimu yang tergeser karena senyum'. Jangan buat harapan ku sirna begitu saja. Saat itu juga, ingin ku kecup keningmu. Sekali saja... Biar kau juga terbangun dengan ku di bawah pohon ini. Boleh kan? aku dekatkan wajahku, perlahan dan pasti. Tiba-tiba, Suaramu terdengar. Rupa-rupanya sudah terjaga sebelum mendarat kecupanku di atas keningmu. Namamu kupanggil-panggil biar nyatu nyawanya. 'sudah bangun?' setelah itu kupandangi langit yang sebegitu emasnya. Gemas, rasanya ingin ku remas, bagai padi saat musim nya, emas, hanya tinggal dituai. Di padang itu tak ada lain selain aku dan kamu. Kudengar seksama, ada rintihan air yang beriak. Ah, sungguh tenang... angin juga berhembus jarang-jarang, membikin rumput-rumput saling bermesraan satu sama lain. Dan kamu, kamu masih saja bersandar di atas bahuku. dan aku mengizinkannya hingga kamu bosan sendiri. Aku tak tahu ingin bercakap apa. Biar deh, biar saja tubuh ku yang berbicara. mengelus rambutmu, lembut, manis dan perlahan. Tak ada lagi lain di hatiku selain patahan kata-kata itu. singkat. tertuju hanya padamu. Iya, tentang perasaanku... bahwa aku, aku mencintaimu... berulang kali, tak kutemui akhir nya. Karena tak kutemui juga penghujung perasaanku itu. Dan di padang rumput itu, Matahari merah dan bulat mulai terjatuh ke pelukan senja. Ya, di bawah pohon itu, aku terlelap bersamamu. seorang saja."

Indah bukan mimpiku? Makanya, tak pernah lupa, dalam doaku kusebut-sebut mimpiku itu. Biar deh, biar jadi kenyataan.

Jadi kenyataan...

0 comments: