Baru saja aku beli sebatang dari warung kayu sebelah rumah.
Badannya lurus kaku kepalanya menjulur hitam seperti bebatu
badannya berserat sempit menyaring waktu
Lintasnya berderu di atas halaman kecoklatan
dalam detikan, hadir lentera yang basah menguning
Seperti suara sungai merindu...
titik hujan di musim gugur
Kusentuh erat menyiangi kegelapan
menanggalkan kelam dalam gulita
Menaruh separuh hangatnya di kesunyian
kuusir jauh lidah ledak dan bara
biar aman aku bernafas
tetap ku cekik naungan badai
biar tak ada pernah ia kenal menyerah...
0 comments:
Posting Komentar